Beberapa hari ini saya sedikit terusik dengan berita di jagat hiburan tanah air, akhirnya saya jadi gatel juga untuk ikut ngomongin Olga Syahputra, artis yang minggu ini namanya begitu booming di pemberitaan media nasional, karena salah satu polah tingkahnya yang dianggap melecehkan agama tertentu. Sepanjang yang saya tahu, ini bukan kali pertama olga mendapatkan kecaman keras karena aksinya di televisi yang kebablasan, maka, ketika mendengar berita bahwa artis bernama asli Yoga Syahputra ini mendapat kecaman dari masayarakat, saya tak begitu kaget lagi.
Olga diberitakan telah melecehkan kalimat salam, dimana Olga pada salah satu segmen acara Facebooker di ANTV membuat sebuah lelucon yang menyamakan kalimat salam dengan pengemis. Apakah yang dilakukan Olga itu salah? Iya, salah banget! kemudian apakah saya marah? Tidak, karena saya sendiri melihat sosok Olga memang seperti itu. Melihat orang seperti Olga, rasanya sedikit mustahil bila dia dengan sengaja berniat melecehkan kalimat salam, apalagi artis ini juga dikenal ‘ngerti’ tentang agama.
Televisi merupakan media publik dimana semua orang dapat menontonya, para pelakon di layar kaca seyogianya bisa menjaga tutur kata dan perilakunya. Komedi sendiri tak semuanya buruk, ada beberapa komedian tanah air yang leluconya cukup cerdas. Komedian yang cerdas menurut saya adalah seorang komedian yang selalu bisa membuat penontonya tertawa tanpa harus melukai atau menghina pihak lain, pihak lain di sini bisa jadi lawan main atau orang/golongan yang disebut di bahan lawakan yang dibawakanya diatas panggung.
Baca juga:
Olga syaputra sendiri menurut saya adalah komedian yang kurang cerdas, karena kekurang cerdasannya itulah yang menyebabkan dia melakukan banyak blunder. Saking banyaknya blunder yang dilakukan di layar kaca, hingga saya sendiri suka melabeli dia dengan sebutan Rated R Comedian. Saya melihat Olga Syahputra ini “11,12” dengan striker bengal timnas Italia Mario Balotelli, keduanya hanyalah anak TK yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Hanya akan membuat kita tampak bodoh jika kita marah akan polah tingkah anak TK ini.
Sejujurnya tak semua yang dipertontonkan olga selama ini buruk, ada juga berapa hal yang bisa kita teladani dari artis kelaharian 8 februari 1983 ini. Di luar kegilaanya, Olga setahu saya adalah satu dari sedikit artis sangat rajin bersedekah. Apakah ada di antara kita yang pernah bertanya kenapa dia 2-3 tahun ini begitu fenomenal? Adakah yang berfikir itu semua berkat doa-doa orang yang pernah disedekahi sama si Olga ini? dari anak yatim, fakir miskin, hingga para lansia yang terlantar? Sebagai orang yang sangat-sangat percaya akan kekuatan sebuah doa saya percaya kesuksesan Olga tak lepas dari doa mereka.
Kembali ke aksi Olga yang kadang suka kebabablasan di layar kaca. Dalam menyikapi polah tingkah Olga Syahputra di televisi, kita memang harus memberikan toleransi lebih, mau menontonya atau tidak itu mutlak pilihan kita. Saya sendiri jika menjadi orang tua tentu akan melarang anak-anak saya untuk melihat aksi Olga di televisi. Di samping leluconya yang kadang kelewatan, perilaku olga yang agak ‘kemayu’ tentu bukanlah tontonan yang baik buat anak, mengingat anak adalah peniru no 1 di dunia ini. Kalapun terpaksa melihat Olga di televisi, ambil sisi baik dia saja seperti rajin sedekahnya.
Yos Beda - 27/6/2012