Kata apa yang ada di kepala anda saat mendengar nama Farhat Abbas? eh.. maksudnya sumpah serapah apa yang ada di kepala anda ketika mendengar nama Farhat Abbas? hehe… banyak orang belakangan ini begitu geram dengan polah tingkah Farhat, tak sedikit aksi kontroversial yang dia lakukan dalam kurun waktu 1-3 tahun ini, mulai dari ikut campur dalam kasus video Ariel, cemoohan dia untuk CJR, perseteruanya dengan Rija Abbas (Rumor), nyalon jadi ketua KPK, niatannya untuk nyapres, kicauan rasisnya kepada Ahok, mengolok-olok aksi Deddy Corbuzier, dan terakhir soal rencana adu tinju dengan Al Ahmad Dhani.
Melihat rekam jejak aksi kontroversial pengacara berusia 37 tahun yang saya tuliskan di atas, tentu banyak yang berpendapat Farhat Abbas ini gobloknya ngga ketulungan, bahkan ada yang bilang otaknya ditaruh di dengkul. Khusus untuk kasus terkahir di mana Farhat menanggapi dengan begitu lebay-nya tantangan Al untuk adu tinju, banyak yang geram karena prihatin pada Farhat yang tak punya malu ‘bertengkar’ dengan Al, seorang anak berusia 16 tahun. Apakah yang sesungguhnya dicari Farhat dari aksinya meladeni tantangan AL kali ini? adakah tujuan tersembunyi di balik itu semua?
Saya sendiri melihat sosok Farhat Abbas bukanlah orang yang bodoh seperti yang kebanyakan orang sangkakan, ini pengacara cerdas sob! dia tahu bagaimana memainkan opini yang berkembang di masyarakat, dia sangat tahu betapa sebuah gimmick itu efeknya sangat dahsyat. Bukanlah hal yang mengejutkan buat saya, bila nanti mendapati fakta bahwa aksi-aksi kontroversial Farhat selama ini dilakukan dengan sadar, tersusun dan terencana dengan rapi serta mempunyai tujuan yang pasti. Hal tersebut setidaknya bisa mematahkan dugaan bahwa Farhat ini bego sekali, hahaha.. kalau bego ya masa tante Nia Daniati mau sama ini orang.
Explore More:
Teringat sebuah kalimat sakti dari komentator tinju favorit saya, bung Mahfudin Nigara, beliau berkata, “dalam dunia tinju pro, kalau ingin sukses jangan di tengah-tengah, citrakan diri jadi baik sekali atau sekalian buruk sekali,” dia memberikan contoh sang legenda hidup Muhammad Ali di mana dalam karir tinjunya yang cemerlang dulu dia memainkan gimmick ‘bad boy’ seorang petinju yang arogan, sombong dan bermulut besar, hingga tak jarang banyak orang berharap Ali kalah disetiap pertarunganya. Dengan gimmick itu lah setiap pertarungan Ali mempunyai magnet yang luar biasa, dan ujung-ujungnya akan menguntungkan Ali secara finansial juga.
Saya merasakan hal yang sama telah dan sedang dilakukan oleh Farhat Abbas beberapa tahun ini, yaitu dengan cantik memainkan gimmick ‘bad boy-nya’. Anda pasti tak akan sepenuhnya membantah bila saya katakan tingkat kepopuleran Farhat Abbas naik dari tahun ke tahun, bahkan kasus atau berita apapun yang lagi heboh di tanah air, rasanya bagai sayur tanpa garam bila tak ada komentar dari bung Farhat. Sependek yang saya tahu, ketika nama atau popularitas sudah di tangan secara tidak langsung itu bisa memudahkan dalam segala urusan, mulai dari bisnis, karier dan lain-lain.
Sebagaimana di dunia gulat profesional semacam WWE Smackdown atau RAW, dalam storyline-nya ada yang berperan sebagai face (protagonis) dan heel (antagonis) dan kesemuanya itu baik face ataupun heel sama-sama mempunyai nilai jual. Ada benarnya juga ketika orang bilang dunia ini panggung sandiwara, kadang untuk sebuah tujuan atau cita-cita seseorang harus bersandiwara memainkan sebuah peran yang bisa jadi berseberangan dengan sifat aslinya, semakin pandai memainkan perannya biasanya akan semakin sukses juga tujuanya tercapai.
Memerankan karakter jahat bukanlah perkara yang mudah, banyak konsekuensi yang akan terjadi, seperti pengaruhnya pada keluarga semisal anak dan istri, konsekuensi berikutnya adalah rawan kena bullying masal, apalagi di era sosial media seperti sekarang ini, saya acungin jempol buat Farhat yang sepertinya sama sekali tak goyah dengan bullying masal yang dia terima, kita dapat melihatnya kok dengan mengecek mention-mention ke akun twitternya, sumpah serapah, cemoohan dan lain-lain dianggap biasa oleh dia, malah pada diretwettin ma dia, iya! diretweetin! merasa ada yang janggal?! hehe..
Jadi kamu yakin yos, bahwa Farhat selama ini cuma bermain dengan gimmick! ya ngga 100% yakin sob, saya yakini hanya dari apa yang saya lihat dari background pendidikan serta keluarganya, ngga lazim aja bisa melakukan aksi-aksi kontroversial seperti yang selama ini dia lakukan, kata kucinya di sini NGGA LAZIM!, ngga lazim sob dia bisa sekonyol itu, jadi analisa saya yang paling mendekati kebenaran menurut saya adalah bahwa ini semua hanyalah sandiwara, gimmick, storyline atau apapun namanya. Semacam memainkan sebuah citra di atas realita, toh citra tak selamanya harus positif, sekali lagi ini hanya analisa dan dugaan saya, bisa saja saya salah bisa juga saya benar, hehe.