Sekitar 3 bulan lalu, saya ada acara makan bareng dengan taman-teman komunitas blog di sebuah warung makan. Tiba waktu saya memesan susu sebagai minuman yang saya pilih. Kemudian salah satu teman saya nyletuk dengan nada bicara yang sedikit heran, “eh yos kamu doyan susu ya?”. Dari situ saya sedikit bisa menyimpulkan bahwa sebagian orang masih mengangap minum susu itu kebiasaan yang sedikit aneh bagi seorang pria dewasa seperti saya. Memang di masyarakat kita minum susu itu identik dengan kebiasaan anak-anak, ibu hamil dan orang lanjut usia (lansia).
Jadi teringat di suatu obrolan sore bersama ibu saya beberapa tahun lalu. Beliau bercerita bahwa dimasa balita saya, paska saya disapih (istilah jawa: berhenti minum ASI) saya tak pernah telat minum susu, walau sebenarnya dimasa itu ekonomi keluarga lagi sulit. Sebagian orang saat itu menganggap membeli susu adalah suatu hal yang sia-sia dan lebih baik dibelikan beras. Namun saya salut pada ibu dan ayah saya yang masih getol dan niat membelikan putranya susu. Bahkan hingga saya kelas 6 SD ibu masih rutin membelikan susu untuk saya.
Saya sempat bertanya pada ibu saya kenapa beliau begitu niat sekali untuk selalu membelikan susu pada anaknya. Ibu saya seorang wanita sederhana, dia pun menjawab pertanyaan saya dengan cukup sederhana pula. Kata beliau, selalu membelikan susu anakanya agar anaknya sehat, gemuk (tidak krempeng), dan ketika besar nanti jadi anak yang pintar. Apakah hal tersebut berhasil? jika tolak ukurnya pada diri saya bisa dibilang cukup berhasil lah, hehe.. Bahkan pada adik saya malah sangat berhasil, dimana adik saya yang sangat sehat sekarang selalu menjadi juara umum di sekolahnya, alhamdulillah.
Baca juga:
Saya sangat salut pada ibu saya.Walau bukan seorang wanita berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas, namun beliau paham betul akan pentingnya asupan nutrisi bagi seorang anak, khususnya anak di usia balita. Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan, seyogianya di masa itulah orang tua memberikan nutrisi yang cukup untuk kesehatan dan kecerdasan anak dimasa depan. Saya pun berterimakasih pada orang tua saya yang telah membiasakan saya dan adik saya untuk selalu minum susu sejak kecil.
Kebiasaan minum susu yang ditanamkan orang tua saya sejak kecil saya pelihara hingga sekarang. Tak terasa kalau dihitung-hitung hampir seperampat abad saya jadi penggemar susu, sejak saya dilahirkan 24 tahun lalu hingga sekarang. Kadang saya sedikit tertawa ketika ingat masa kecil itu, dimana salah satu teman masa kecil saya tiap minum susu selalu menutup hidungnya. Saya bingung sampai sekarang kenapa teman masa kecil saya tersebut harus menutup hidung tiap kali minum susu. Bukankah aroma susu itu enak dan ngga ada yang aneh? lagi-lagi soal selera mungkin ini.
Sebagai seorang muslim, tentu saya tak asing dengan sebuah falsafah “apa yang masuk dalam tubuh kita akan menggambarkan pribadi kita sesungguhnya”. Apakah saya percaya? Ya, saya percaya akan hal tersebut. Jika apa yang kita makan/minum selama ini adalah makanan/minuman halal atau dari harta yang halal niscaya itu akan membawa banyak kebaikan pada kita, begitu juga sebaliknya. Susu sudah berabad-abad dikenal sebagi minuman yang halal dengan puluhan kebaikan didalamnya. Dengan mengkonsumsi susu secara rutin bisa dipastikan akan banyak kebaikan yang kita dapatkan.
Saya Bersyukur hidup di era modern dimana minum susu tidak menjadi hal yang sulit lagi. Kita tidak perlu memerah susu sendiri seperti apa yang dilakukan orang-orang terdahulu. Dengan inovasi teknologi pengolahan susu modern, kita bisa menikmati susu dengan praktis, kita tinggal pilih susu murni dalam kemasan, susu kental manis atau susu bubuk. Orang tua, di era sekarang telah diberikan kemudahan dalam mengajarkan atau membiasakan anaknya minum susu, Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak. Jadi, tak ada alasan lagi kan untuk tidak memberikan dan mengajarkan anak minum susu! Saya aja dari masa kanak-kanan hingga dewasa suka susu, masa anda mau kalah dengan saya, hehe.