Hari ini 9 maret 2012, bertepatan dengan peringatan hari musik nasional tersiar kabar duka dari dunia musik tanah air, Manthous sang maestro musik campursari telah berpulang, sebuah kehilangan besar bagi bagi dunia musik tanah air. Saya sendiri yang kebetulan orang jawa tentu tak begitu asing dengan musik campur sari. hampir disetiap hajatan di daerah saya campursari adalah lagu wajib yang selalu diputar untuk mengiringi sebuah hajatan, baik dari grup campur sari atau hanya memutar sebuah pita kaset.
Banyak karya-karya telah ditelurkan musisi bernama asli Anto sugiarto ini mulai dari lagu Anting-anting, Nyidamsari, Gandrung dan Kutut Manggung, almarhum juga turut mempopulerkan lagu ‘yen ning tawang ono lintang’ lagu yang cukup populer pada masanya. Musik campursari sendiri sejatinya berakar dari musik tradisional langgam jawa, berkat kreatifitas manthous yang memasukan unsur ‘bunyi-bunyian’ alat musik modern seperti keyboard teciptalah musik campursari, seperti apa yang kita kenal sampai sekarang ini.
Explore More:
Entah karena publikasi yan kurang atau lain hal, musik campur sari dewasa ini sedikit mengalami kemunduruan terutama dalam hal regenerasi. manthous sejak kemunculanya membawa campur sari sekitar 20 tahun lalu seperti berjuang sendiri untuk mempopulerkan campursali hingga menasional, tak seperti Bang haji Roma Irama yang jauh-jauh hari mempersiapkan para putranya untuk melanjutkan estafet kerajaan dangdutnya, hal yang sama tidak saya temukan pada manthous dengan campursarinya.
Banyak yang bilang Didi Kempot adalah penerus tokoh campur sari paska manthaus yang harus beristirahat karena terserang stroke. saya sendiri kurang begitu setuju akan pendapat tersebut, karena menurut saya didi kempot berada pada genre yang berbeda dengan manthous, Didi kempot lebih condong ke pop jawa. Penerus manthous sejati mungkin memang adalah group-group campur sari yang sampai sekarang masih terus eksis di sekitaran Jogja dan surakarta, kalapun mereka tidak bisa menembus balantika musik nasional, setidakanya mereka tetap bisa menjaga eksistensi musik campursari.
khazanah musik tanah air selalu bergerak dinamis, dimana sekarang kita disuguhi dengan gemerlapnya para bintang baru yang membawa genre musik asia yang memang lagi ngetren, namun ada baiknya kita juga tidak melupakan muslik asli Indonesia seperti dangdut atau campur sari, dengan kepergian sang maestro campursari hari ini, semoga bisa menjadi motivasi buat kita semua untuk tetap mencintai dan melestarikan mesik tanah air.