Indahnya ketika bisa saling Bermaaf-maafandan Saling Mendoakan, itulah keindahan yang akan kita lewati bersama malam ini hingga beberapa hari kedepan ketika hari raya Idul Fitri menghampiri, bersama-sama kita merayakan hari raya besar umat Islam ini setelah sebulan lamanya kita menjalankan ibadah puasa yang insyaallah kita jalankan dengan penuh keikhlasan. Di hari agung tersebut, kita sebagai keluargra besar Tuhan Allah SWT akan saling maaf memaafkan atas kesalahan yang pernah dilakukan baik yang disengaja atau pun yang tidak disengaja.
Sebagian dari kita mungkin sangat menyadari bahwasanya ketika terlahir kedunia kita semua bagai kertas putih bersih tanpa noda, sepanjang usia berjalan kita torehkan berbagai macam warna dalam kertas putih kita, ada warna kebaikan ada warna keburukan, ada yang sengaja kita tuliskan ada pula yang tanpa sengaja kita nodakan. Ada kalanya tanpa kita sadari kita telah menyakiti orang lain, membuat kecewa orang lain atau bahkan tanpa sengaja mengambil hak orang lain, kita bisa melihat hal ini sebagai bentuk dari kesempurnaan manusia yang dibekali akal yang bersanding dengan nafsunya.
Explore More:
Setiap orang mempunyai pandangan sendiri-sendiri terhadap hikmah puasa, saya yakini semua tahu salah satu esensi tertinggi puasa adalah mensucikan hati yaitu dengan sebulan penuh mengendalikan nafsu kita yang insyaAllah kita jalankan bersama dengan penuh keikhlasan. Hati yang suci niscaya akan membuat batin dan jiwa kita nyaman dan tentram, masih adakah rasa gundah dan gelisah di hati kita? bila ada, bisa jadi masih ada seberkas noda di hati kita, sebagai makhluk sosial sangat normal bila rasa gundah dan gelisah itu ada karena belum saling memaafkan kesalahan kita sesama manusia.
Lebaran adalah saat yang tepat untuk kita saling meminta maaf pada sesama, saat di mana saudara-saudara kita sesama muslim melakukan hal yang sama, bermaaf-maafan. Memang meminta maaf akan lebih baik dilakukan secepatnya ketika kita merasa telah melakukan kesalahan tanpa harus menunggu lebaran tiba, tapi ada kalanya kita enggan untuk melakukan hal itu hanya karena gengsi. Meminta maaf itu bukan berarti sebuah kekalahan, pada suatu waktu kita memang harus minta maaf entah kita salah atau benar, setidaknya kita meminta maaf pada ruang dan waktu, yang telah kita buat jadi kurang nyaman karena hubungan kurang baik kita pada sesama.
Sependek yang saya tahu juga, maaf mutlak terikat oleh ruang dan waktu, maksudnya adalah bilamana waktu kita di dunia habis, sirna pula harapan kita untuk memenuhi daftar permintaan maaf kita yang tertunda, jadi alangkah meruginya kita bila masih saja menunda-nunda untuk meminta maaf. Bukannya mau berharap sesuatu hal yang buruk terjadi pada kita, tapi siapa yang tahu sampai kapan nikmat nafas ini akan terus diberikan, sampai kapan kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita sesama muslim, sampai kapan kita enggan untuk saling bermaaf-maafan?
Buang ego, buang gengsi jadikan momen Idul Fitri ini sebagai simbol kemenangan kita dalam memusnahkan kebencian (nafsu) yang mungkin saja membelenggu kita selama ini. Taqabbalallahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amal kami dan kalian, semoga setelah bulan suci ramadan berlalu kita semua bisa menjadi pribadi yang baik, pribadi yang santun, pribadi yang teduh, pribadi yang insyaAllah selalu dinaungi kebaikan. Akhir kata saya pribadi beserta keluarga mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1434 H.