Minggu ini hujan terus mengguyur Solo, seperti halnya kemarin, Senin (15/10/2012) hujan membasahi kota kecil ini ketika mantan Walikota kebangganya sedang menjalani pelantikan Gubernur di Jakarta. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta resmi melantik Joko Widodo menjadi Gubernur DKI jakarta 2012-2017, masyarakat Solo turut bersuka cita dalam pesta demokrasi DKI Jakarta. Putra Solo itu telah memenangkan pertempuran di medan laga yang luar biasa dahsyatnya.
Joko Widodo Mandapat amanat dari rakyat Jakarta yang telah memilihnya untuk menguraikan benang kusut problematika Ibu kota yang telah bertahun-tahun menghinggapi Jakarta, harapan masyarakat jakarta, Jokowi adalah setetes air hujan dalam kemarau yang panjang!, mampukah Jokowi menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Ibu Kota? Mampukah Pria sederhana 51 tahun ini menaklukan Jakarta untuk yang kedua kalinya, setelah sebelumnya berhasil menakhlukan hati rakyatnya?
Berkaca dari apa yang telah dilakukanya di Solo selama ini, Jokowi memang memiliki kapabilitas untuk menyelesaikan masalah yang ada di Jakarta? Tentu dengan berbagai catatan. Masalahnya sekomplek apa? medannya sekeras apa? dan siapa orang-orang dibelakangnya?. Dalam hati, sebenarnya saya takut Sosok Jokowi yang sekarang banyak dipuja-puja, 2-3 tahun lagi menjadi sosok yang sangat menyebalkan di mata orang jakarta, bukan karena Jokowi berbuat buruk, namun karena kebaikan Jokowi tak mampu menyelesaikan masalah di Jakarta tersebut.
Explore More:
Orang baik ketika berada di lingkungan yang ‘salah’ kadang malah membuat dia terlihat selalu salah, mengingatkan saya pada salah satu jenderal perang idola saya, Erwin Rommel si ‘Rubah Padang Pasir’, Jenderal legendaris Jerman era NAZI. Dia sangat hebat ketika memimpin pasukannya di lapangan, juga dikenal sangat baik dalam memperlakukan para tawanan perang, hingga membuat lawan-lawannya respek terhadap dia. Namun cukupkah kehebatan rommel memenangkan Jerman dalam Perang Dunia II? Cukupkah kebaikan rommel menjadikan dia bisa menikmati hari tua? Jawabanya Tidak!
Predikat sebagai Jendral NAZI membuat apa yang dilakukan Rommel seolah-olah selalu salah di mata sejarah, Sungguh malang nasib rommel harus mengakhiri hidupnya dengan racun sianida. Hal yang sama saya takutkan akan terjadi pada bapak jokowi, ketika dia nanti telah berusaha 110 persen untuk memperbaiki jakarta, namun karena tak kunjung terlihat hasilnya dia akan menjadi orang yang salah di mata warga Jakarta. Sejauh mana warga jakarta mau menunggu hasil kinerja bapak Jokowi, itulah yang yang menjadi kuncinya, 1 tahun? 3 tahun? Atau 5 tahun seprti masa jabatan penuh yang diembannya.
Wakil Gubernur terpilih, Basuki Cahya Purnama, dalam beberapa kesempatan sering mengungkapkan bahwa masalah di Jakarta bisa terseleselesikan, khusus untuk masalah sistem birokrasi Pemprov DKI Jakarta itu seperti sebuah kereta api, jika lokomotifnya lurus gerbong-gerbong di belakangya akan lurus pula, begitulah perandaian yang sering diberikan wakil Pak Jokowi tersebut, semoga memang sesimpel itu untuk menyelesaikanya, luruskan lokomotifnya sambil berharap tak ada yang berniat menyabotase rel kereta api tersebut.
Memang tak hanya masalah Sistem birokrasi Pemprov DKI Jakarta yang menjadi Pekerjaan Rumah Jokowi, masih banyak masalah lain menanti Jokowi-Ahok, doa kami dan seluruh warga Solo, Jokowi bisa menyelesaikan masalah Jakarta. Semoga warga jakarta bisa melihat kinerja pak Jokowi berdasarkan proses yang dilakukannya bukan pada hasilnya, walau pun hasil yang maksimal adalah harapan utama mereka warga Jakarta, Akhir kata Semoga berhasil Pak Jokowi! sebagaimana Jenderal Rommel berhasil menakhlukan panasanya medan perang Gurun Afrika Utara lebih dari setengah abad lalu!